-->
  • Jelajahi

    Copyright © BERITASOLO.COM | Berita Solo Terbaru, Berita Solo Terkini Hari Ini
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Follow us on

    Geger Ratusan Warga Pulosari Grudug Desa Penakir Pemalang, Begini Kronologinya

    BeritaSolo.com
    Senin, 10 Agustus 2020, 05:57 WIB Last Updated 2020-08-09T22:57:39Z
     Geger Ratusan Warga  Pulosari Grudug Desa Penakir Pemalang, Begini Kronologinya

    BERITA SOLO ■ Final sepak bola piala Desa Penakir, Kecamatan Pulosari, Kabupaten Pemalang dalam rangka memperingati hari kemerdekaan  HUT RI ke 75, pada Minggu, (9/8) diwarnai kericuhan.

    Kericuhan itu di picu oleh beberapa oknum penonton yang berusaha menyerang hakim garis, akibat kibasan benderanya di detik-detik ahir babak kedua. Gol  yang di ciptakan oleh salah seorang penyerang dari kesebelasan  Penakir Sarangan dianulir oleh pemimpin pertandingan.

    Oleh beberapa penonton, kode angkat bendera oleh Ali sebagai hakim garis dianggap sebuah kecurangan besar.

    Sesaat setelah  peluit panjang di tiup oleh Fasluki sang pemimpin pertandingan, beberapa oknum penonton langsung bergerak dan mengejar hakim garis untuk diadili diluar pertandingan.

    Beruntung pihak panitia dan tim pengaman desa tersebut sigap dan langsung mengevakuasi wasit dan pembatunya ke rumah seorang warga yang cukup punya pengaruh di dusun Wanasari untuk  menghindari amukan penonton yang jagoannya kemasukan 2 gol tanpa balas.

    Sebelumnya, beredar  informasi melalui WA dari penonton final bahwa wasit dan hakim garis dari Pulosari  yang di kontrak oleh panitia penyelenggara di tahun ini telah di keroyok oleh  penonton  di desa penakir.

    Usai  pertandingan warga pulosari penasaran dan tidak terima warganya menjadi korban pengeroyokan, lalu tanpa berpikir panjang dan tanpa dikomando puluhan orang langsung meluncur ke lokasi pertandingan final kesebelasan penakir Krajan versus  sarangan, di lapangan olah raga Wanasari untuk menjemput pulang dan membalas penganiayaan yang telah di lakukan oleh warga desa tetangganya.

    Apa yang terjadi, isu tinggal isu. Faktanya, wasit dan dua orang hakim garisnya dalam kondisi segar bugar tanpa tercolek oleh penonton yang berusaha mencidrainya.


    Hal tersebut terungkap manakala pihak perwakilan dari desa Pulosari merangsek masuk ke sebuah rumah untuk menemui rekanya yang konon telah babak belur. 

    Agus, Kepala Desa Penakir dan beberapa orang dari kepanitiaan dan tuan rumah sebagai tokoh masyarakat, dalam kesempatan tersebut meminta maaf atas ketidak nyamanan kru wasit dari Pulosari akibat dari ulah oknum warganya terhadap mereka. 

    Permohonan maaf  juga di sampaikan oleh Setio Widodo, mantan kades yang mewakili warga Pulosari akibat dari kehadirannya secara masal, pastinya sangat mengganggu kenyamanan  warga setempat.

    ■ Himawan

    Komentar

    Tampilkan

    Berita Terbaru